Home / Uncategorized / Karunrung 1995

Karunrung 1995

Film Karunrung 1995 Medsuatoto dibuka dengan suasana pasar tradisional di Makassar pada pertengahan tahun sembilan puluhan. Kamera bergerak perlahan melewati kios-kios sempit dan wajah-wajah letih para pedagang yang sedang menutup lapak mereka di senja hari. Di tengah keramaian itu, muncul sekelompok pria berwajah keras yang dikenal sebagai geng Karunrung, kelompok preman jalanan yang kerap memalak para pedagang dan menebar teror di sekitaran pasar dan kampung sekitar. Pemimpin mereka adalah Uli, seorang pria bertubuh kekar dengan tatapan dingin yang sudah terbiasa melihat darah dan kekerasan. Meskipun kejam, Uli sebenarnya hanyalah alat dari orang-orang berduit yang sering memanfaatkan gengnya untuk pekerjaan kotor.

Suatu malam, ketika geng Karunrung sedang berkumpul di sebuah warung, datang seorang pria berpakaian rapi bernama Hendra. Ia dikenal sebagai pengusaha kaya yang memiliki banyak bisnis gelap, dari perjudian hingga penyelundupan barang. Hendra menawarkan sejumlah uang besar kepada Uli untuk melakukan pekerjaan yang “sekali jalan, tapi besar hasilnya.” Pekerjaan itu adalah membunuh satu keluarga bernama Burhan yang tinggal di daerah pinggiran kota. Burhan adalah pedagang sukses yang kabarnya menolak bekerja sama dalam bisnis kotor Hendra dan bahkan mengancam akan melaporkannya ke polisi. Awalnya Uli ragu, namun godaan uang yang besar dan rasa takut kehilangan posisi di hadapan Hendra membuatnya menerima tugas itu.

Beberapa hari kemudian, Uli bersama tiga anak buahnya mulai memantau rumah keluarga Burhan. Mereka memperhatikan rutinitas keluarga itu: Burhan berangkat pagi ke toko, istrinya Sumiati menyiapkan sarapan untuk dua anak mereka, dan seorang pembantu bernama Nur yang setiap sore menjemur pakaian di halaman. Segalanya terlihat normal hingga malam nahas itu tiba. Dengan alasan memperbaiki saluran listrik, Uli dan gengnya menyelinap ke dalam rumah. Dalam hitungan menit, mereka menyerang seluruh penghuni rumah dengan brutal. Jeritan, suara kaca pecah, dan tangisan anak kecil memenuhi udara malam. Tak ada satu pun yang selamat.

Keesokan paginya, warga sekitar digemparkan oleh berita pembantaian mengerikan itu. Polisi datang, wartawan berdatangan, dan suasana Makassar seketika berubah mencekam. Dari luar, rumah itu tampak biasa saja, tapi di dalamnya tersisa pemandangan yang tak akan pernah hilang dari ingatan siapa pun yang melihatnya. Meski penyelidikan dilakukan, tidak ada petunjuk jelas yang mengarah ke pelaku. Hendra berhasil menutupi jejaknya dengan uang dan pengaruh, sementara Uli dan gengnya hidup seolah tidak terjadi apa-apa. Namun sejak malam itu, hidup mereka mulai berubah pelan-pelan.

Beberapa hari setelah pembunuhan, salah satu anggota geng, Rano, mengaku melihat sosok anak kecil duduk di pojok kamarnya setiap malam. Ia mengira hanya mimpi atau halusinasi, tapi bayangan itu semakin sering muncul, bahkan di siang hari. Rano menjadi gila dan akhirnya ditemukan tewas gantung diri di rumahnya. Lalu menyusul Sakka, yang tubuhnya ditemukan di pinggir sungai dengan wajah ketakutan dan kuku penuh lumpur seolah berusaha menggali sesuatu sebelum mati. Uli mulai curiga ada yang tidak beres. Ia datang ke rumah dukun untuk mencari perlindungan, tapi setiap malam ia mulai mendengar suara anak kecil memanggil nama ayahnya, suara yang sama seperti malam pembunuhan.

Di sisi lain, seorang jurnalis muda bernama Alana mulai tertarik menelusuri kasus tersebut. Ia menemukan bahwa pembantaian keluarga Burhan pada 1995 bukan sekadar kejahatan biasa, tapi memiliki kaitan dengan persaingan bisnis dan dendam pribadi. Bersama kekasihnya, Andi, ia mulai mengumpulkan data dan wawancara dengan warga sekitar. Semakin dalam mereka menggali, semakin banyak misteri yang terbuka. Beberapa warga mengaku sering mendengar tangisan dari rumah kosong itu setiap malam Jumat. Ada juga yang melihat sosok perempuan berambut panjang berjalan di halaman.

Saat Alana mencoba masuk ke rumah itu untuk membuat liputan dokumenter, kamera yang ia bawa tiba-tiba merekam sesuatu yang aneh—bayangan seorang anak kecil berlari melewati ruangan. Andi yang menemani mencoba menenangkan, tapi tak lama kemudian listrik padam dan suara langkah kaki terdengar mendekat. Mereka keluar ketakutan, tapi sejak saat itu Alana merasa dirinya diawasi. Ia sering terbangun tengah malam dan mendengar bisikan halus di telinganya. Dalam mimpinya, ia melihat wajah seorang perempuan yang berlumuran darah dan berbisik, “Tolong kami.”

Kebenaran mulai terbuka ketika Alana berhasil menemukan dokumen lama dari arsip kepolisian yang menunjukkan bahwa Burhan sebenarnya pernah melaporkan Hendra karena praktik korupsi dan pemerasan. Namun laporan itu lenyap dan kasusnya tidak pernah diusut. Alana pun mulai menulis artikel yang berpotensi mengguncang nama besar Hendra. Sementara itu, Uli yang sudah kehilangan dua orang anak buahnya mulai dihantui rasa bersalah. Ia mencoba mendatangi makam keluarga Burhan untuk meminta maaf, tapi di sana ia justru melihat arwah mereka berdiri menatap tanpa kata.

Puncak cerita terjadi ketika Uli mendatangi rumah Hendra untuk mengakhiri segalanya. Dalam keadaan kalut, ia menodongkan pistol dan memaksa Hendra mengaku di depan kamera yang diam-diam disiapkan oleh Alana. Namun sebelum sempat melakukannya, lampu rumah padam dan muncul bayangan hitam melayang di antara mereka. Suara tangisan anak kecil kembali terdengar, kali ini begitu nyata hingga membuat Hendra menjerit ketakutan. Tak lama kemudian, Hendra ditemukan tewas dengan wajah membiru dan mata melotot, sementara Uli menghilang tanpa jejak.

Film berakhir dengan adegan Alana menulis artikel terakhirnya di depan layar komputer. Ia menatap kosong ke arah foto keluarga Burhan yang terpajang di mejanya, lalu tiba-tiba monitor berkedip dan muncul bayangan wajah anak kecil di pantulannya. Kamera menyorot wajah Alana yang perlahan meneteskan air mata, menandakan bahwa arwah keluarga Burhan belum benar-benar tenang, dan kebenaran yang ia ungkap hanyalah sebagian dari misteri kelam di balik tragedi Karunrung 1995.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *