Film Dasim bercerita tentang pasangan muda, Salma dan Arman, yang baru menikah dan tengah menantikan kelahiran anak pertama mereka. Kehidupan rumah tangga mereka awalnya tampak harmonis dan bahagia. Arman adalah seorang arsitek sukses yang sering pulang larut malam karena pekerjaannya, sementara Salma bekerja dari rumah dan menantikan hari kelahiran anak mereka dengan penuh harapan dan kebahagiaan. Meski hubungan mereka terlihat sempurna dari luar, perlahan-lahan hal-hal aneh mulai muncul di rumah baru mereka, yang membuat Salma merasa gelisah dan tidak nyaman. Awalnya, hal-hal kecil seperti suara langkah kaki di malam hari, benda-benda yang berpindah tempat, dan bayangan samar yang muncul di sudut rumah dianggap sebagai imajinasi atau akibat stres menjelang kelahiran.
Namun, gangguan itu semakin nyata dan tidak bisa diabaikan. Suatu malam,Medusatoto Salma melihat sosok menyeramkan berdiri di dekat jendela, menatapnya tanpa berkedip, dan ia merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Ketakutan mulai menguasai Salma, yang merasa terjebak dalam rumah yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi keluarganya. Ia mulai menceritakan kejadian-kejadian aneh ini kepada Arman, tetapi Arman awalnya skeptis dan berpikir bahwa istrinya terlalu stres. Salma merasa semakin terisolasi karena Arman tidak sepenuhnya mengerti skala masalah yang mereka hadapi, dan hal ini mulai memicu ketegangan di antara mereka. Kepercayaan dan komunikasi yang seharusnya menjadi pondasi rumah tangga mereka mulai terguncang, sesuatu yang sebenarnya dimanfaatkan oleh makhluk jahat yang menghuni rumah mereka, yaitu Dasim.
Salma kemudian mencari bantuan dari seorang tetangga yang dikenal memiliki pengetahuan tentang hal-hal mistis. Dari tetangga ini, Salma mengetahui bahwa rumah mereka dihuni oleh jin jahat bernama Dasim, sosok yang dipercaya dalam mitologi lokal sebagai penghancur rumah tangga. Dasim memiliki kemampuan untuk memanfaatkan celah-celah kecil dalam hubungan pasangan, memperburuk pertengkaran, dan memanipulasi emosi untuk memperlemah ikatan keluarga. Mengetahui hal ini membuat Salma semakin takut, namun ia juga merasa terdorong untuk melawan. Ia mulai melakukan berbagai ritual perlindungan, memanggil bantuan paranormal, dan mencoba berkomunikasi dengan energi positif untuk melawan keberadaan Dasim. Namun, jin ini selalu berhasil menemukan cara untuk menimbulkan ketegangan, menciptakan hal-hal supranatural yang lebih menakutkan, dan menimbulkan konflik emosional di antara Salma dan Arman.
Konflik memuncak ketika Arman mulai menyadari bahwa perubahan perilaku Salma bukan sekadar imajinasi. Ia mulai merasakan adanya gangguan yang tidak bisa dijelaskan secara rasional. Perselisihan kecil berkembang menjadi pertengkaran yang lebih serius karena Arman merasa dituduh, sementara Salma merasa tidak didengar dan diabaikan. Rumah yang dulunya penuh kebahagiaan kini berubah menjadi tempat yang menegangkan, penuh ketakutan, kecurigaan, dan kecemasan. Film ini menampilkan berbagai adegan mencekam, mulai dari penampakan bayangan, suara-suara misterius, benda yang bergerak sendiri, hingga suasana malam yang gelap dengan atmosfer horor yang menegangkan. Semua elemen ini membuat penonton merasakan ketegangan psikologis yang sama seperti yang dialami karakter.
Seiring berjalannya cerita, Salma dan Arman mulai memahami bahwa mereka tidak hanya berjuang melawan makhluk halus, tetapi juga harus memperbaiki komunikasi dan kepercayaan di antara mereka. Mereka belajar untuk saling mendengar, memahami ketakutan masing-masing, dan menghadapi masalah rumah tangga bersama-sama. Usaha mereka untuk menghadapi Dasim menjadi refleksi dari perjuangan rumah tangga modern yang diuji oleh tekanan eksternal dan internal. Melalui serangkaian ritual, usaha menghadapi ketakutan, dan momen-momen emosional yang mendalam, pasangan ini akhirnya berhasil menemukan keseimbangan kembali. Walau jejak teror Dasim tetap meninggalkan rasa takut, mereka berhasil mengatasi pengaruh jahatnya dan memperkuat ikatan mereka.
Film Dasim menampilkan akting kuat dari Zulfa Maharani sebagai Salma dan Omar Daniel sebagai Arman, dengan dukungan Meriam Bellina sebagai ibu Arman. Sinematografi yang mencekam, pencahayaan yang dramatis, dan musik yang membangun ketegangan membuat film ini lebih dari sekadar horor; film ini juga menekankan aspek psikologis dan emosional, menunjukkan bahwa horor tidak hanya datang dari dunia gaib tetapi juga dari konflik manusiawi. Tayangan perdana film ini di bioskop Indonesia pada 15 Mei 2025 membuatnya menjadi salah satu tontonan horor yang banyak dibicarakan karena perpaduan cerita rumah tangga dan ketegangan supranatural yang berhasil. Film ini menyajikan horor yang menyentuh emosi sekaligus menegangkan, menjadikannya pengalaman sinematik yang lengkap dan mendalam bagi penonton.





