
Di sebuah pesantren terpencil di Jawa Timur, warga desa mendadak geger karena kematian mendadak beberapa santri. Tubuh para korban membiru dan mengeluarkan darah dari mata dan telinga. Penduduk desa, yang masih kuat memegang kepercayaan lama, langsung menuduh bahwa ini adalah ulah dukun santet. Keadaan semakin kacau ketika seorang ustaz muda bernama Ustaz Hamdan juga meninggal dengan kondisi yang sama mengerikan.
Desas-desus tentang dukun santet yang hidup di tengah masyarakat menyebar dengan cepat. Tanpa bukti jelas, warga mencurigai seorang pria tua bernama Mbah Raji yang tinggal sendirian di pinggir hutan. Mbah Raji memang dikenal sebagai tabib tradisional, tetapi selama ini tidak pernah bermasalah dengan siapa pun. Namun, tekanan massa dan ketakutan yang membabi buta membuat mereka menyeret Mbah Raji dari rumahnya dan membakarnya hidup-hidup.
Satrio, seorang mahasiswa yang sedang KKN di desa tersebut, menjadi saksi dari pembantaian brutal itu. Ia mencoba menghentikan warga, tapi mereka menolak dengar. Satrio mulai menyelidiki kematian-kematian aneh itu bersama Laras, guru pesantren yang juga merasa bahwa ada yang tidak beres. Keduanya menemukan bukti bahwa semua korban pernah menerima ancaman dari seseorang tak dikenal sebelum tewas.
Satrio dan Laras menyusup ke rumah kepala desa dan menemukan buku catatan kuno yang berisi simbol-simbol gaib. Mereka menyadari bahwa ada seseorang yang menggunakan ilmu hitam bukan untuk bertahan, melainkan untuk mendapatkan kekuasaan dan memperdaya masyarakat. Kepala desa ternyata bekerja sama dengan Guru Nizar, pemimpin spiritual karismatik pesantren, yang diam-diam ingin memurnikan pesantren dari “darah kafir”.
Guru Nizar menggunakan ritual santet untuk membunuh siapa pun yang menentang pengaruhnya. Ia menjebak Mbah Raji agar terlihat bersalah. Ketika Satrio mencoba melaporkan kejadian ini ke polisi, Laras malah diculik oleh anak buah Nizar. Satrio berusaha keras mencari bantuan, tapi warga sudah sepenuhnya dikuasai oleh ketakutan dan keyakinan bahwa santet harus dibalas dengan darah.
Di klimaks cerita, Satrio menghadapi Guru Nizar dalam sebuah ritual gelap yang mengerikan. Ia menghancurkan kitab pusaka santet dan membebaskan Laras dari pengaruh ilmu hitam. Namun, Guru Nizar memilih mengakhiri hidupnya sendiri dalam kobaran api, sambil mengutuk desa itu akan terus dihantui selama ketakutan masih menguasai hati manusia.
Setelah kejadian itu, desa menjadi sunyi. Banyak warga pergi meninggalkan tempat itu. Pesantren tutup. Satrio kembali ke kota membawa kenangan yang terus menghantuinya. Ia menulis buku tentang apa yang terjadi, berharap kebenaran suatu hari akan mengalahkan ketakutan buta yang merenggut banyak nyawa tak bersalah.
nonton film nya hanya di medusatoto
cerita lain nya hanya di gempatoto
Tinggalkan Balasan